BERITAHALAL – Percepatan sertifikasi halal di lakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, terus berupaya mempercepat proses penilaian terhadap Lembaga Halal Internasional (LHI) di negara-negara mitra.
Baru-baru ini, BPJPH melakukan asesmen terhadap tiga LHI di Belanda, yaitu Total Quality Halal Correct Certification (TQHCC), Halal Feed and Food Inspection Authority, dan Halal Quality Control Group (HQC) yang berpusat di Belanda.
Muhammad Aqil Irham, selaku Kepala BPJPH, menyatakan bahwa penilaian ini merupakan tindak lanjut dari permohonan akreditasi dan kerjasama yang diajukan oleh ketiga lembaga tersebut kepada BPJPH.
“Mulai 15 Mei, kami telah memulai penilaian atas tiga Lembaga Sertifikasi Halal di Belanda, berdasarkan permohonan kerjasama yang telah mereka ajukan sebelumnya,” ujar Aqil Irham di Amsterdam, pada hari Selasa, 21 Mei 2024.
Dalam delegasi asesmen LHI Indonesia, turut serta Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Kepala Pusat Kerja Sama dan Standardisasi Halal BPJPH Abd Syakur, bersama dengan tiga asesor dan tiga anggota sekretariat.
Setibanya di Belanda, delegasi langsung mengadakan pertemuan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Duta Besar RI di Den Haag Mayerfas, Direktur Halal Quality Control Netherlands Abdul Munim Al Chaman, Direktur TQHCC Ali Salah, dan Direktur Halal Feed and Food Inspection Authority Abdul Qayyum.
Aqil Irham melanjutkan, “Kami memulai dengan penilaian kantor pada Halal Quality Control Netherlands dari tanggal 15 hingga 16 Mei, kemudian dilanjutkan dengan penilaian lapangan di Cargill pada hari berikutnya.”
Saya mengerti bahwa ini adalah bagian dari upaya untuk memperkuat kerja sama internasional dalam industri produk halal, dan juga sebagai persiapan untuk penerapan wajib sertifikasi halal yang akan dimulai pada Oktober 2024.
Ini adalah langkah penting yang menunjukkan komitmen Indonesia dalam memastikan kualitas dan kepatuhan produk halal, serta ambisinya untuk menjadi Halal Hub terbesar di dunia.
Penguatan kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan hubungan bilateral antar negara tetapi juga akan membantu dalam memperluas akses pasar dan bahan baku, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan potensi pasar produk halal yang diperkirakan akan mencapai USD2,8 triliun pada tahun 2025, inisiatif seperti ini sangat strategis dan berpotensi memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.